Sabtu, 19 November 2016

Penduduk, Masyarakat, dan Kebudayaan



1.   Pertumbuhan Penduduk

     Pertambahan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertambahan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertambahan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.


Nilai Pertumbuhan Penduduk
     Dalam demografi dan ekologi, nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil di mana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. NPP hanya merujuk pada perubahan populasi pada periode waktu unit, sering diartikan sebagai persentase jumlah individu dalam populasi ketika dimulainya periode.
     Cara yang paling umum untuk menghitung pertumbuhan penduduk adalah rasio, bukan nilai. Perubahan populasi pada periode waktu unit dihitung sebagai persentase populasi ketika dimulainya periode. Yang merupakan: Rasio Pertumbuhan = Nilai Pertumbuhan x 100%

Nilai Pertumbuhan Penduduk Dunia
     Ketika pertumbuhan penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir dengan kelebihan penduduk. Gangguan dalam populasi manusia dapat menyebabkan masalah seperti polusi dan kemacetan lalu lintas, meskipun dapat ditutupi perubahan teknologi dan ekonomi. Wilayah tersebut dapat dianggap "kurang penduduk" bila populasi tidak cukup besar untuk mengelola sebuah sistem ekonomi.


Faktor-faktor Demografi Yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang mendiami suatu tempat (kampung, negeri, pulau, dan sebagainya) dan tercatat sesuai dengan persyaratan dan ketentuan yang berlaku di tempat itu.

Adapun penduduk menurut UUD 1945 Bab X Pasal 26 adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Sampai dengan tahun 2007 penduduk Indonesia berjumlah 220.953.634 jiwa dan berada pada peringkat ke empat setelah Cina, India, Amerika Serikat.

Untuk mengetahui jumlah penduduk, biasanya dilakukan sensus penduduk. Tahukah kamu apa itu sensus penduduk? Sensus penduduk adalah keseluruhan proses pengumpulan, pengolahan, dan publikasi data demografis di suatu negara untuk seluruh penduduk pada periode waktu tertentu.

Jumlah penduduk suatu daerah selalu mengalami perubahan. Perubahan jumlah penduduk tersebut disebabkan adanya pertumbuhan penduduk, baik pertumbuhan penduduk positif maupun pertumbuhan negatif.
Apabila terjadi pertumbuhan penduduk yang positif, jumlah penduduk akan bertambah, sebaliknya apabila pertumbuhan penduduk negatif, akan mengakibatkan jumlah penduduk mengalami penurunan.

Perubahan jumlah penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.
1. Kelahiran (Fertilitas)
Fertilitas (kelahiran) adalah tingkat kelahiran hidup dari seorang wanita selama masa reproduksinya, maksudnya masa seorang wanita siap untuk melahirkan keturunan.
2. Kematian (Moralitas)
Mortalitas (kematian) adalah meninggalnya seorang penduduk menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk.
3. Migrasi
Migrasi adalah berpindahnya seorang penduduk dari suatu tempat ke tempat lain yang menyebabkan berkurang atau bertambahnya jumlah penduduk. 


Migrasi
Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap. Setiap terjadi migrasi mengakibatkan terjadinya perubahan tempat tinggal dari suatu lokasi geografis tertentu ke lokasi geografis lainnya.

Migrasi tidak hanya bermakna perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain, tetapi perpindahan dalam suatu negara pun dimaknai migrasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan penjelasan berikut ini yang akan menguraikan tentang macam-macam migrasi.

  a)  Migrasi Internasional
    Migrasi Internasional yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dan negara lainnya. Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu sebagai berikut.
   1)     Imigrasi yaitu masuknya penduduk dari negara lain ke dalam suatu negara. Orang-orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Contohnya, orang-orang Thailand, Hong Kong, dan Malaysia yang datang ke Indonesia untuk bekerja.

Dampak positif imigrasi adalah sebagai berikut :

  1. Migrasi mendorong terjadinya proses alih teknologi dari tenaga asing kepada tenaga kerja Indonesia.
  2. Kedatangan orang-orang asing ke Indonesia mempercepat proses pembangunan, dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah yang besar.
  3. Imigrasi dari negara-negara asing, terutama dari negara maju yang bertujuan untuk bekerja di Indonesia. Biasanya, tenaga ahli yang mempunyai keterampilan (skill) yang baik. Hal ini dapat membantu kekurangan tenaga ahli di Indonesia.
  4. Dapat menambah rasa persahabatan dan kebersamaan antarbangsa. Adanya orang-orang asing yang tinggal di Indonesia akan memudahkan kita untuk bergaul dan mengenal mereka secara langsung sehingga timbul suatu rasa kebersamaan dengan mereka.

Dampak negatif imigrasi adalah sebagai berikut.

  1. Orang-orang yang melakukan imigrasi adakalanya di antara mereka terdapat orang-orang yang bertujuan tidak baik, seperti pengedar narkoba, bertujuan politik, memata-matai, dan sebagainya.
  2. Imigran asing yang datang untuk bekerja kadang-kadang dapat menimbulkan kecemburuan sosial antara tenaga kerja asing dan tenaga kerja dalam negeri.
  3. Berkembangnya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Apabila filter dari masyarakat rendah, dapat merusak budaya kita.
   2)     Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari dalam satu negara ke negara lain. Contohnya, penduduk Indonesia yang pergi ke Timur Tengah untuk bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI).

Dampak positif emigrasi adalah sebagai berikut.

  1. Meningkatkan persediaan devisa negara berupa mata uang asing yang diperoleh dari orang Indonesia yang kerja di luar negeri (TKI).
  2. Mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap tenaga-tenaga ahli dari luar negeri. Dengan banyaknya orang Indonesia yang belajar di luar negeri menjadikan investasi sumber daya manusia yang bermutu di kemudian hari.
  3. Dapat menjadi duta bangsa untuk memperkenalkan Indonesia di negara lain.

Dampak negatif emigrasi adalah sebagai berikut.

  1. Tenaga-tenaga terampil dalam negeri lebih memilih tinggal di luar negeri, apabila kehidupan di luar negeri lebih baik.
  2. Jika emigran-emigran dari Indonesia ke luar negeri merupakan tenaga-tenaga ahli/terampil, akan mengurangi tenaga ahli yang ada di dalam negeri.
  3. Oknum emigran-emigran dari Indonesia yang melakukan tindakan-tindakan yang dilarang di negara lain, dapat memperburuk citra Indonesia di luar negeri.

3) Remigrasi atau repatriasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara kembali ke negaranya sendiri. Remigrasi sering juga disebut kembali ke tanah air. Contohnya, penduduk Indonesia yang bekerja di Timur Tengah, ataupun mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Mesir kembali ke tanah air.

Dampak positif ruralisasi adalah sebagai berikut.

  1. Menjadi pendorong pembaruan di desa, terlebih jika yang pindah adalah penduduk yang berpendidikan.
  2. Membantu kekurangan tenaga terampil di desa.
  3. Mendorong kemajuan perekonomian di desa.


  b) Migrasi Nasional
     Migrasi Nasional yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional terdiri atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Urbanisasi yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
    Terjadinya urbanisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:
  1. ingin mencari pekerjaan karena di kota lebih banyak lapangan kerja;
  2. ingin melanjutkan pendidikan karena di kota banyak sekolah jenjang tinggi;
  3. ingin mencari pengalaman baru di kota;
  4. ingin mendapatkan lebih banyak hiburan, fasilitas untuk hiburan di kota relatif lebih banyak daripada di desa.
2) Transmigrasi yaitu perpidahan penduduk dari salah satu pulau untuk menetap di pulau lain dalam wilayah negara Republik Indonesia untuk kepentingan pembangunan negara atau alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah.

3) Ruralisasi yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap. Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. 
Hal tersebut dapat terjadi disebabkan:
  1. adanya kerinduan untuk kembali ke desa asal;
  2. pekerjaan di kota sudah selesai sehingga kembali ke desa;
  3. merasa sudah bosan di kota dan ingin tenang hidup di desa;
  4. ingin mengabdi pada desa dan sebagainya.
4) Migrasi musiman yaitu perpindahan penduduk yang terjadi pada musim-musim tertentu. Contohnya, pada musim panen di suatu daerah, banyak penduduk daerah lain yang datang untuk membantu dalam proses panen tersebut.
5) Migrasi sirkuler yaitu perpindahan penduduk sementara karena mendekati tempat pekerjaan. Contohnya, seorang penduduk Cianjur yang bekerja di Bandung dan tinggal sementara di Bandung. Akan tetapi, pada waktu-waktu tertentu secara teratur pulang ke tempat tinggalnya di Cianjur karena semua keluarganya tinggal di Cianjur.

Proses Migrasi
     Proses Migrasi adalah kemampuan proses pemindahan antar kelompok dari komputer ke komputer lainnya. Proses migrasi dapat diimplementasikan antara lain melalui OpenMosix. Proses migrasi alternatif adalah definisi yang berasal dari desain IC dan rekayasa. Proses migrasi atau migrasi Layout adalah untuk mengubah aliran desain dan bagan yang ada pada layout IC baru untuk proses node teknologi. Pelaksanaan proses migrasi dapat dilakukan secara manual oleh fitur redrawing tata letak atau otomatis EDA / alat CAD. Alat-alat utama di pasar untuk membolehkan suatu aliran adalah: VLM cadence dari sistem desain, Siclone dari Sagantec dan alat TKE dari Takumi Teknologi.

Akibat Migrasi :
a.      Urbanisasi, walaupun urutannya sangat kecil, namun dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk secara keseluruhan. Para urbanit kebanyakan terdiri dari golongan umur muda yang sangat produktif serta banyak inisiatifnya. Sebagian akibat dari penduduk yang rata-rata masih muda tsb memungkinkan pertumbuhann penduduk yang pesat di kota, dan bagi pembangunan desanya sedikit banyak akan mempengaruhi kelancaran.
b.     Migrasi interregional di Indonesia keanyakan dilaksanakan oleh mereka yang berumur produktif dan kreatifiitas tinggi. Hal tsb memungkinkan tingginya angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar Jawa.
c.      Migrasi antar negara Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus penduduk pada tahun 1971-1980 migrasi masuk hanya ada 0,61% dan migrasi ke luar hanya sebesar 0,57% per tahun. Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia.

3 Jenis Struktur Penduduk
1. Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia, Filipina, India

Ciri-ciri Piramida Expansive : 
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida Penduduk Stasioner(Granat)


Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang 

Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.
3. Piramida Penduduk Tua (Constructive)

Nah kalau yang ini kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua : 
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang.




1.   Kebudayaan dan Kepribadian

A.  Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia

Zaman Batu sampai Zaman Logam
     Upaya menelusuri sejarah peradaban bangsa Indonesia, mulai dari zaman batu sampai zaman logam, sungguh akan berliku-liku, memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Berdasrkan pendapat-pendapat para ahli prehistoris, ternyata zaman batu itupun terbagi dalam :
-        Zaman batu tua (Paleolithikum)
-        Zaman batu muda (Neolithikum)
     Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih kasar-kasar, misalnya : kapak genggam. Kapak genggam semacam itu kita kenal dari Eropa, Afrika, Asia Tengah sampai Punsjab (India), tapi kapak genggam semacam ini tidak didapati orang Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak batu besar maupun kecil bersegi-segi itu berasal dari Cina Selatan, menyebar kea rah Selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke Semenanjung Malaka.
     Zaman batu muda benar-benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap,membuat rumah, membentuk kelompok masyarakat desa, bertani dan berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat-alat keperluan penunjang kehidupanpun terjadi. Penyelidikan-penyelidikan lebih lanjut menemukan bahwa manusia-manusia pada zaman batu muda itu telah mengenal dan memiliki kepandaian mengecor/mencairkan logam dari biji besi, dan menuangkan ke dalam cetakan-cetakan serta mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka mampu membuat aneka ragam senjata berburu dan berperang serta alat-alat lain yang mereka perlukan.

B.  Kebudayaan Hindu, Buddha, dan Islam

1.     Kebudayaan Hindu dan Buddha
     Pada ke 3 dan ke 4 agama Hindu masuk ke Indoesia, khususnya ke Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Hindu yang berasal dari India itu berlangsung luwe dan mantap. Sekitar abad ke 5, ajaran Buddha masuk ke Indonesia. Khususnya ke Pulau Jawa. Ajaran Buddha dapat dikatakan berpandangan lebih maju dari Hindu, sebab Budha tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masyarakat.
     Walaupun demikian, kedua agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berkembang berdampingan secara damai. Baik penganut Hindu maupun Budha melahirkan karya-karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan/arsitektur.

2.     Kebudayaan Islam
     Pada abad ke 15 dan 16, agama Islam telah dikembangkan di Indoensia oleh para pemuka-pemuka Islam yang diseut Wali Sanga, Titik sentral penyebaran agama Islam pada abad itu berada di pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia sebelum abad 11 sudah ada wanita Islam yang meninggal dan dimakamkan di kota Gresik.
     Pada abad 15, ketika kejayaan maritime Majapahit mulai surut, berkembanglah negara-negara pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibaan Majapahit yang berpusat pemerintahan pedalaman. Negara-negara yang dimaksud adalah : Negara Malaka di Semenanjung Malaka, Negara Banten di Jawa Barat, Negara Demak dipesisir utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan.
     Agama Islam berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, ahwa kebudayaan Islam Memberi saham yang besar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.

C.  Kebudayaan Barat
     Unsur kebudayaan yang juga memberi warna terhadap lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat.Awal kebudayaan Barat masuk ke Indonesia ketika kaum kolonialis mengedor masuk ke Indonesia, terutama Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagan Belanda (VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda di kota-kota provinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan gaya arsitektur Barat. Dalam kurun waktu itu juga, dikota-kota pusat pemerintahan, terutama di Jawa, Sulawesi Utara dan Maluku berkembang dua lapisan sosial :
1.     Lapisan Sosial yang terdiri dari kaum buruh
2.     Lapisan Sosial kaum pegawai

D.  Kebudayaan dan Kepribadian
     Setiap masyarakat mempunyai system nilai dan system kaidah sebagai konkretisasi. Nilai dan kaedah berisikan harapan-harapan masyarakat, perihal prilaku yang pantas. Suatu kaidah misalnya kaidah hokum memberikan batas-batas pada prilaku seseorang. Batas-batas tsb menjadi suatu “aturan permainan” dalam pergaulan hidup. Sebaliknya segala yang berbeda dari corak budaya mereka, dianggap rendah, aneh, kurang susila, bertentangan dengan kodrat tsb.
     Sifat-sifat kepribadian yang berakar dari adat istiadat dan ajaran agama pada suatu kelompok masyarakat dapat dikukuhkan sebagai hokum adat. Di luar itu, ciri-ciri kepribadian suatu kelompok masyarakat, juga tercermin dalam penampilan sikap hidup sehari-hari. Kepribadian bangsa Indonesia yang ramah tamah, suka menolong, memiliki sifat kegotong-royongan adalah ciri umum dari sekian banyak kepribadian suku-suku bangsa yang berada di Republik Indonesa, dan terpatri menjadi ciri khas kepribadian bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar