Ilmu Budaya Dasar
1. Manusia Dengan Cinta Kasih
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta yitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.
Cinta amat penting dalam kehidupan manusia.Karena
cinta itulah kehidupan ini ada.Bukan hanya manusia, bahkan binatang-binatang
pun sesungguhnya berbuat sesuatu karena dorongan perasaan cinta.Hanya bedanya,
manusia berbuat karena kesadaran atau akalnya, sedangkan binatang berbuat
karena nalurinya.
Jadi perasaan cinta pun dapat dipengaruhi oleh dua sumber, yaitu perasaan cinta
yang digerakkan oleh akal budi, dan perasaan cinta yang digerakkan oleh
nafsu, yang pertama disebut cinta tanpa pamrih atau cinta sejati.Dan yang kedua
disebut cinta nafsu atau cinta pamrih, Perasaan antar sesama, hendaknya perasaan cinta yang berangkat dari dasar rasa
‘tepa selera’.
Dengan cara menempatkan diri kita pada diri orang lain, dengan
demikian kita akan merasa satu dengan orang yang kita cinta. Dalam cinta kasih
atau cinta sejati tidak ada kehendak untuk memiliki, apalagi menguasai, cinta kasih atau cinta sejati adalah rasa cinta yang tulus dan tidak memerlukan
atau menuntut balas, maka cinta kasih itu akan meliputi seluruh dunia, tanpa
melihat suku bangsa, warna kulit, agama dan sebagainnya; karena ia tidak
bergantung kepada sesuatu yang ada dan melekat pada sesuatu yang dicintai.
Cinta kasih ‘keberadaannya’ bukan disebabkan oleh unsur-unsur yang bersifat
eksternal, yang ada di luar diri kita, melainkan justru oleh unsure-unsur yang
besifat internal, yang bersemayam dan berkembang di dalam diri kita
masing-masing, cinta kasih tidak mengenal diri, cemburu, persaingan dan sebangsanya, dukannya
adalah duka kita, gembira nya adalah gembira kita.Bagi cinta kasih pengorbanan
adalah suatu kebahagiaan, sebaliknya ketidakmampuan membahagiakan atau paling
tidak meringankan beban yang dicintai atau dikasihi adalah suatu penderitaan.
2. Manusia Dengan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga
kia perlu melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam
berbagai bentuk kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang
nantinya dapat menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan
mudah-mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat
luas, seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan
peradaban teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan,
bahwa keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan
dari kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran, keindahan merupakan
kebenaran dan kebenaran adalah keindahan, keduanya mempunyai nilai yang sama
yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sesuatu yang tidak
mengandung kebenaran berarti tidak indah, karena itu hanya tiruan lukisan
Monalisa yang tidak indah, karena dasarnya tidak benar, sudah tentu kebenaran
disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni, dalam
seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan, manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai
pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat
(visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang
tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah, alam itu
ciptaan Tuhan, alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak
kurang, konsep keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan
kebenaran, batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan
pada keindahan itu sendiri, keindahan mempunyai daya tarik yang selalu
bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai
daya tarik, orang yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu
berimajinasi, rajin dan kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang
lainya, dengan kata lain imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda
dengan benda lain sebagai objek imajinasi, demikian pula kata indah diterapkan
untuk persatuan orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai
kebenaran dalam agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh
merupakan persahabatan yang paling indah.
3. Manusia Dengan Penderitaan
Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam
semesta ini. Dialah yang maha kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini, beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan tak bernyawa. Allah tetap kekal dan
tak pernah terikat dengan penderitaan, mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat
dan keinginannya, perlu di pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan
dalam diri, seperti memerlukan bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh
air dan udara, dan membutuhkan penyegaran rohani berupa ketenangan.
Apa bila
tidak terpenuhi manusia akan mengalami penderitaan, dan bila sengaja tidak di
penuhi manusia telah melakukang penganiayaan, namun bila hasrat menjadi patokan
untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan yang berujung pada
penderitaan kekal di akhirat, manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak
hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya, tidak hanya
naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun
manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlah, manusia perlu menjaga
dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan kepada penciptanya, manusia kadang
kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya
akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari
penyiksaan, karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami
rasa sakit, manusia selau berusaha memahami kehendak Allah, karena bila hanya
memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat, walau tidak menderita didunia, namun
sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada pintu-pintu kesesatan dan
membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa
pada penderitaan dan rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul
dari penyakit rohani, manusia mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada
jalan Allah dan menyadari kesalahanya, namun bila manusia tidak menyadari malah
semakin menjauhkan diri maka akan membawa pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan, ada
yang menganggap sebagai menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari
kesesatan, sangat terlihat penderitaan memiliki kaitan dengan kehidupan manusia
berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang terkadang membuat manusia mengalami
kekalutan mental, apa bila manusia tidak mampu melewati proses tersebut dengan
ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada penyiksaan yang pedih
di dalam neraka.
4. Manusia Dengan Keadilan
Keadilan dalam menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam
tindakan manusia, kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung
ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit, kedua ujung ekstrem ini
menyangkut dua orang atau benda, bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan
dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh
benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan
menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi
tersebut disebut tidak adil.
Keadilan sosial bukan sekadar
berbicara tentang keadilan dalam arti tegaknya peraturan perundang-undangan
atau hukum, tetapi berbicara lebih luas tentang hak warganegara dalam sebuah
negara, keadilan sosial adalah keadaan dalam mana kekayaan dan sumberdaya suatu
negara didistribusikan secara adil kepada seluruh rakyat, dalam konsep ini terkadung
pengertian bahwa pemerintah dibentuk oleh rakyat untuk melayani kebutuhan
seluruh rakyat, dan pemerintah yang tidak memenuhi kesejahteraan warganegaranya
adalah pemerintah yang gagal dan karena itu tidak adil.
Dari perspektif keadilan sosial, keadilan hukum belum tentu
adil, misalnya menurut hukum setiap orang adalah sama, tetapi jika tidak ada
keadilan sosial maka ketentuan ini bisa menimbulkan ketidakadilan, misalnya,
karena asas persamaan setiap warganegara setiap orang mendapatkan pelayanan listrik
dengan harga yang sama, tetapi karena adanya sistem kelas dalam masyarakat,
orang kaya yang lebih bisa menikmatinya karena ia punya uang yang cukup untuk
membayar, sedangkan orang miskin tidak atau sedikit sekali menikmatinya.
Menurut keadilan sosial, setiap orang berhak atas “kebutuhan
manusia yang mendasar” tanpa memandang perbedaan “buatan manusia” seperti
ekonomi, kelas, ras, etnis, agama, umur, dan sebagainya, untuk mencapai itu
antara lain harus dilakukan penghapusan kemiskinan secara mendasar,
pemberantasan buta huruf, pembuatan kebijakan lingkungan yang baik, dan
kesamaan kesempatan bagi perkembangan pribadi dan sosial, inilah tugas yang
harus dilaksanakan pemerintah.
source:
source:
http://ibd99.blogspot.co.id
https://mariefrancis65.wordpress.com
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.co.id
https://devilmavioso.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar